Tulisan ini merupakan review dari jurnal yang berjudul Evaluasi Dampak PNPM Mandiri Pasca Bencana Erupsi Gunung Merapi di Kecamatan Manisrenggo Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah yang disusun oleh Anindya Caesara, Aufarul Marom, Ari Subowo. Ketiga penulis tersebut meruakan peneliti yang berasal dari Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Diponegoro yang ahli pada bidangnya.

Tulisan  di dalam jurnal Evaluasi Dampak PNPM Mandiri Pasca Bencana Erupsi Gunung Merapi di Kecamatan Manisrenggo Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengahberkaitan dengan pelaksanaan pogram PNPM Mandiri (PNPM Mandiri Pedesaan).PNPM Mandiri Perdesaan merupakan salah satu program pemberdayaan masyarakat yang mendukung PNPM Mandiri yang wilayah kerja dan target sasarannya adalah masyarakat perdesaan. Pengalaman pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan telah menunjukkan bahwa konsep dalam program ini dapat dilakukan pada lokasi yang terkena dampak bencana alam, dengan beberapa penyesuaian yang tidakbertentangan dengan prinsip dan tujuan program. PNPM Mandiri Pasca Bencana adalah PNPM Mandiri Perdesaan yag difokuskan secara khusus untuk menangani masyarakat lokasi PNPM Mandiri Perdesaan yang dilanda bencana. 

Seperti yang tercantum di dalam jurnal, lokasi yang menjadi sasaran PNPM Mandiri Pascabencana di Klaten, Jawa Tengah ada di tiga kecamatan yaitu : Kecamatan Kemalang, Manisrenggo dan Karangnongko. Ketiga kecamatan itulah yang terkena dampak langsung dari bencana erupsi Merapi. Namun dalam penelitian yang dilakukan, penulis atau peneliti hanya menjadikan Kecamatan Manisrenggo sebagai wilayah kajian. Hal ini dikarenakan pemanfaat di kecamatan Manisrenggo ini merupakan yang paling banyak dibandingkan dengan kedua kecamatan lainnya yaitu Kecamatan Kemalang dan Kecamatan Karangnongko. Jumlah pemanfaat di Kecamatan Manisrenggo yakni Laki-laki 12.830 orang, Perempuan 15.727 orang dan RTM (Rumah Tangga Miskin) 20.004 orang.

Dalam jurnal, disebutkan bahwa tujuan utama dilakukan kajian dan analisis adalah untukmenganalisis evaluasi PNPM Pasca Bencana terhadap penanganan penanggulangan bencana Erupsi Merapi di Kecamatan Manisrenggo Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Namun, selain itu juga terdapat beberapa maksud lain yang diutarakan oleh penulis diantaranya :
  • Untuk menganalisis dampak sosial (individu, organisasional, masyarakat, lembaga atau sistem sosial) dari adanya PNPM Mandiri Pasca Bencana Erupsi Merapi dalam memulihkan sosial-ekonomi masyarakat korban erupsi Merapi di Kecamatan Manisrenggo Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
  • Untuk menganalisis respon masyarakat korban erupsi Merapi dari adanya dari PNPM Mandiri Pasca Bencana di KecamatanManisrenggo Kabupaten Klaten, Jawa Tengah


Peneliti menggunakan tipe penelitian jenis deskriptif yaitu, suatu penelitian yang bermaksud mendapatkan gambaran tentang sifat dari suatu gejala masyarakat. Penelitian ini bertujuan melakukan penafsiran terhadap fenomena sosial,menggambarkan suatu gejala sosial tertentu. Dalam mengevaluasi dampak PNPM Mandiri pasca bencana erupsi gunung merapidi Kecamatan Manisrenggo, peneliti menggunakan 3 metode yaitu Evaluasi Dampak, Penentuan Indikator Keberhasilan PNPM Pasca Bencana, dan Unit Sosial Pendampak. Beberapa indikator yang dijadikan sebagai bahan penilaian untuk mengukur tingkat keberhasilan dari program PNPM Pasca Bencana. Indikator Keberhasilan PNPM Pasca Bencana tersebut adalah :
1. Peningkatan Kualitas Hidup (PKH)
- Keterlibatan atau partisipasi masyarakat
- Pemanfaatan prasarana pendidikan dan kesehatan


2. Pembangunan Fisik (Sarana dan Prasarana Umum-Sosial)
- Partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
- Pemanfaatan sarana dan prasarana umum


3. Simpan Pinjam Perempuan (SPP)
- Keterlibatan atau partisipasi masyarakat
- Tingkat pengembalian pinjaman
- Tingkat kolektibilitas pinjaman


Berdasarkan pada hasil pembahasan analisis yang dilakukan oleh penulis atau peneliti dalam jurnal Evaluasi Dampak PNPM Mandiri Pasca Bencana Erupsi Gunung Merapi di Kecamatan Manisrenggo Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah, diketahui bahwa program PNPM Pasca Bencana di Kecamatan Manisrenggo dapat dikatakan kurang berhasil (bad). Hal ini didasarkan pada perbandingan antara indikator keberhasilan dengan kondisi yang didapatkan di lapangan (wilayah langsung). Kondisi-kondisi tersebut adalah dengan ditemukannya ketidaksesuaian kondisi langsung dengan indikator keberhasilan juga adanya beberapa permasalahan yang timbul dari program PNPM Pasca Bencana yang dilakukan selama 2 tahun yaitu dari tahun 2011-1012. Permasalahan yang timbul antara lain adalah : 
1. penanganan pinjaman yang bermasalah, 
2. kurangnya pelatihan dan 
3. sosialisasi serta kegiatan SPP yang tidak menyentuh masyarakat miskin

Ketiga hal tersebut yang kemudian mendasari penulis atau peneliti untuk merekomendasikan adanya kegiatan lanjutan yang sebaiknya dilakukan. Kegiatan yang dimaksud adalah PNPM Pasca Bencana dapat diteruskan pada kegiatan dari PNPMPerdesaan Reguler. Selain itu rekomendasi yang diberikan oleh penulis terhadap revisi PNPM Pasca Bencana adalah :
  1. Penanganan Pinjaman Bermasalah. Dalam penanganan pinjaman SPP bermasalah dilakukan dengan membentuk suatu Tim khusus untuk mengatasi keterlambatan angsuran ini. Peran dari Tim yang dibuat ini adalah untuk melakukan pendataan, verifikasi dan pemantauan terhadap setiap kelompok yang mengajukan proposal kegiatan SPP, 
  2. Kurangnya pelatihan dan Sosialisasi kepada Kelompok masyarakat. Perlu diadakan sosialisasi akan manfaat dari modal SPP untuk mengembangkan atau meningkatkan produktivitas suatu usaha. Pelatihan yang diberikan seperti pelatihan administrasi, pelatihan manajemen, pelatihan strategi pemasaran, dan pelatihan wirausaha. 
  3. Kegiatan SPP (Simpan Pinjam Perempuan) tidak menyentuh masyarakat miskin. Hal yang harus dirubah di dalam kegiatan SPP ini adalah pertama, skema pembayaran angsuran harus disesuaikan dengan penghasilan dari masyarakat kelas bawah (seperti petani), dimana dibuat perhitungan antara jumlah modal yang dipinjamkan dengan periode pembayaran angsuran. Selain itu, perihal sanksi jika terlambat membayar angsuran pinjaman SPP akan lebih baik jika lebih dilonggarkan. 


Berpacu pada peran PNPM sebagai fasilitator dan pendamping masyarakat yaitu dengan mengoptimalkan pembinaan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan dari usaha yang dilakukan oleh masyarakat.

Dapat disimpulkan bahwa peneliti menggunakan  3 metode untuk mengevaluasi dampak PNPM Paca Bencana yaitu Evaluasi Dampak, Penentuan Indikator Keberhasilan PNPM Pasca Bencana, dan Unit Sosial Pendampak. Ketiga metode tersebut dinilai sangat relevan untuk mengukur dampak dan keberhasilah yang dicapai program karena mengacu kepada masyarakat.Selain itu, adanya justifikasi yang jelas yang dilakukan penulis juga membuat jurnal tersebut memiliki nilai positif.

0 comments:

Post a Comment

 
MARS-4EVER © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top